Belajar dan Berbagi Pengetahuan tentang Hakikat Diri #BhagavadGita

Persembahan lewat Studi

“Barang siapa mempelajari percakapan kita ini, sesungguuhnya telah memuja-Ku Iewatpanembahan dalam bentuk Pengetahuan Sejati (Jnana Yajna) — demikian keniscayaan-Ku.” Bhagavad Gita 18:70

 

Bagi Krsna, menghaturkan sesajen tidaklah mesti dalam bentuk bunga, air, dupa, dan sebagainya. Sembahyang tidak harus dalain bentuk ritus tertentu. Persembahan juga bisa dalam bentuk studi. Mempelajari sesuatu yang mernbantu Kesadaran Jiwa, adalah persembahan yang sudah pasti paling “digemari” oleh Jiwa.

Ritus-ritus lain tidak ditolak-Nya — inilah keunikan Krsna. Ia tidak menolak sesuatu – Ia memberi pilihan. Selanjutnya terserah kita.

 

JNANA YAJNA – Persembahan, Devosi, Panembahan dalam bentuk Berbagi Pengetahuan Sejati. Berbagi Pengetahuan tentang Hakikat-Diri.

Inilah “Bentuk” panembahan yang masih mesti dikembangkan di Indonesia. Di setiap wilayah Nusantara. Silakan melakoni ritus-ritus lain, memang penting bagi kita yang masih belum tenang pikirannya; kita yang emosinya masih bergejolak. Ritus-ritus penting untuk itu.

Tapi, jangan lupa kebutuhan inteligensia, buddhi. Jangan lupa pula kebutuhan Jiwa, Jivatma — yang senantiasa rnenginginkan kemanunggalan dengan Sumber-Nya, Sang Jiwa Agung, Paramatma. Untuk itu, Jnana Yajna adalah satu-satunya solusi.

Buku Bhagavad Gita

Oṁ Saha nāvavatu; saha nau bhunaktu; Saha vīryam karavāvahai; Tejasvi nāvadhītamastu; Mā vidviṣāvahai; Oṁ Shāntiḥ, Shāntiḥ, Shāntiḥ

(Semoga Hyang Tunggal senantiasa melindungi kita; menjernihkan pikiran kita: semoga kita dapat berkarya bersama dengan penuh semangat; semoga apa yang kita pelajari mencerahkan dan tidak menyebabkan permusuhan; Damailah hatiku, damailah hatimu, damailah kita semua.)

JNANA YAJNA BERARTI, menjadi sadar dan berbagi kesadaran. Menjadi ceria karena peraihan pengetahuan sejati tentang hakikat diri dan berbagi keceriaan.

Caranya adalah dengan membentuk kelompok-kelompok studi. Jumlah peserta yang ideal adalah antara 7-9 hingga 21 orang. Janganlah menyakralkan angka. Kebetulan saja angka-angka itu signifikan bagi saya. Adalah “sekitar” jumlah itu yang saya maksudkan.

Kelompok-kelompok studi seperti itu bisa bertemu seminggu sekali, atau minimum 2 minggu sekali. Lebih jarang dari itu tidak akan membantu. Jarak yang terlampau jauh antar pertemuan tidak efektif.

Namun, sesuatu yang lebih penting lagi ialah: Self-Study — Swa Studi. Biasakan diri untuk membaca 1 ayat, 1 bab, atau seberapa saja — setiap hari. Ini akan memberi kita energi untuk berbagi. Tanpa adanya energi di dalam diri kita sendiri, apa yang akan kita bagikan?

Sisihkan waktu setiap hari, lebih baik setiap pagi — entah 5 menit atau 15 menit, tergantung pada alokasi waktu yang kita berikan bagi Self-Study. Lagi-lagi anjuran saya adalah, minimal 5 menit; tentu tidak ada maksimal.

Tapi, ya, ada saran untuk waktu yang ideal, yaitu di atas 20 menit, 2l menit pun boleh. Sebab, penelitian-penelitian di bidang neuroscience menunjukkan bahwa otak manusia baru me-register, merekam sesuatu secara permanen, setelah mendalaminya selama lebih dari 20 menit.

Jadilah Pelaku Jnana Yajna mulai saat ini juga dan raihlah Kasih-Nya. Kita semua bisa!

 

“Barang siapa mendengarkan ajaran ini dengan penuh keyakinan dan tanpa celaan; niscaya meraih kebebasan mutlak dan kebahagiaan sejati yang diraih para bijak yang berbuat mulia.” Bhagavad Gita 18:71

 

Barangkali kita tidak menghayati ajaran ini, kita belum sepenuhnya memahami — tapi kita tetap mendengarkan dengan penuh perhatian dan keyakinan. “Aku belum paham, tapi aku tahu bila ajaran ini adalah baik untukku” – maka, dengan keyakinan seperti itu saja, kita sudah bisa terbebaskan dari kebodohan ilusif yang menyebabkan kesalahan, kekhilafan, dan sebagainya.

 

KITA AKAN DIPERTEMUKAN DENGAN MEREKA yang dapat membantu dalam hal penemuan jati diri. Bisa dalam kehidupan ini, bisa dalam kehidupan berikutnya — cepat atau lambat, tergantung pada daya-upaya kita, keseriusan kita, kesungguhan kita.

Gita adalah ajaran universal untuk semua.

Gita adalah Pustaka Terbuka bagi siapa saja. Syaratnya hanya satu, yaitu kesiapsediaan kita untuk mempelajarinya. Itu saja. Tidak ada syarat lain. Tidak ada kondisi lain.

Apa pun kepercayaan kita — Gita tetaplah menerima kita dengan kasih yang sama. Tidak ada urusan ganti-kepercayaan; meninggalkan kepercayaan A dan memeluk kepercayaan B. Tetaplah pada kepercayaan Anda. Tetaplah pada ritus-ritus yang selama ini sudah Anda lakukan. Gita hanyalah membuka wawasan Anda untuk menjadi Manusia yang Lebih Baik.

Dikutip dari buku: (Krishna, Anand. (2014). Bhagavad Gita. Jakarta: Pusat Studi Veda dan Dharma)

 

Om, Sarve bhavantu sukhinaḥ; Sarve santu nirāmayāḥ; Sarve bhadrāṇi paśyantu; Mā kashchit duḥkha bhāgbhavet; Oṁ Shāntiḥ, Shāntiḥ, Shāntiḥ

(Semoga semua makmur, bahagia dan bebas dari penyakit. Semoga semua mengalami peningkatan kesadaran, dan bebas dari penderitaan. Damailah hatiku, damailah hatimu, damailah kita semua.)

Link: http://www.booksindonesia.com

Link: http://www.oneearthcollege.com/