Cover Buku Dvipantara Dharma Sastra
Oṁ Saha nāvavatu; saha nau bhunaktu: Saha vīryam karavāvahai;Tejasvi nāvadhītamastu; Mā vidviṣāvahai.Oṁ Shāntiḥ, Shāntiḥ, Shāntiḥ
Let us Learn Together, Study Together, Nurture Eachother, Fill Eachother, and Work Together with Great Enthusiasm, Great Spirit.
Sara Samuccaya 107
Kedudukan seseorang yang tidak tertaklukkan oleh emosi amarahnya
adalah lebih tinggi dari orang yang terbawa oleh amarah.
Kedudukan seseorang yang berjiwa toleran, lebih tinggi dari orang yang tidak toleran
Kedudukan manusia lebih tinggi dari makhluk-makhluk atau hewan-hewan lainnya
(yang berada di anak tangga bawah dalam hierarki evolusi).
Demikian pula kedudukan seseorang yang berpendidikan —
lebih tinggi dari yang tidak berpengetahuan, berpendidikan.
Sara Samuccaya 108
Segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang pemarah —termasuk segala laku spiritual;
dana-punia, derma atau amal-saleh; segala pemujaan dan persembahan — sia-sialah semuanya
Tetap juga ia tertaklukkan oleh Vaisvata, Dewa Yama, malaikat maut (dalam pengertian
saat ajal tiba, ia akan menderita karena penyesalan terhadap kesia-siaan hidupnya).
Segala jerih-payah seorang pemarah tidak menghasilkan suatu kebaikan apa pun.
Ilustrasi Vaivasta Yama
Sara Samuccaya 109
(Hasil) tapa-brata atau laku spiritual mesti diselamatkan dari
emosi-amarah; harta benda, dari rasa iri;
ilmu, dari rasa angkuh karena dipuji dan rasa sedih karena dicaci-maki
dan Jiwa, dari kelalaian, ketidakwaspadaan, dan ketidaksadaran.
Sara Samuccaya 110
Angkara murka, emosi-amarah adalah Wujud Vaisvata,
Dewa Yama, maut, kematian itu sendiri.
Obsesi dan kemelekatan pada dunia benda ibarat
Sungai Vaitarani yang penuh sampah dan menjijikkan.
Sementara itu, Pengetahuan ibarat lembu Kamadhenu milik para dewa,
yang dapat memenuhi segala keinginan.
Kepuasan Diri ibarat kebun surgawi Dewa Indra, Nandana
yang selalu hijau, subur, dan indah.
Sara Samuccaya 111
Karena sakit hati, kesal, tersinggung dan terprovokasi —
seseorang melakukan kejahatan, ia dapat membunuh/menyakiti
orang-orang yang semestinya dipertuakan dan dihormati;
bahkan, ia pun dapat menyerang para suci, para resi yang bijak,
dengan kata-kata yang kasar, tidak sopan.
Sara Samuccaya 112
Seseorang yang terprovokasi dan tidak dapat mengendalikan emosinya, dirinya —
tidak bisa membedakan antara apa yang patut diucapkan dan apa yang tidak patut.
Ia dapat melakukan segala kejahatan dan mengucapkan kata-kata sekasar apa pun juga
Sara Samuccaya 113
Wahai Baginda Raja — yang utama di antara manusia — Wahai Pernimpin,
emosi-amarah selalu bersembunyi di dalam diri setiap orang.
Hanyalah dengan menaklukkan, meninggalkan,
membuang jauh-jauh amarah serta keserakahan — barulah seseorang mendapatkan pujian
Sara Samuccaya 114
Kendalikan emosi amarahmu, apalagi terhadap para dewa,
Kekuatan-kekuatan alam yang memberi kehidupan kepada Jiwa dan raga;
para petinggi/pemimpin/raja yang telah melayani rakyatnya dengan baik
sesuai dengan anjuran dharma, nilai-nilai luhur kebajikan; para Brahmana,
pendidik, guru, dan semuanya yang telah menjalankan tugasya dengan baik;
anak-anak yang masih belum cukup berpengetahuan;
para lansia, mereka yang sudah berusia lanjut, dan mereka yang sedang sakit.
Dikutip dari buku (Krishna, Anand. (2015). Dvipantara Dharma Sastra, Jakarta: Centre for Vedic and Dharmic Studies)
Om, Sarve bhavantu sukhinaḥ; Sarve santu nirāmayāḥ; Sarve bhadrāṇi paśyantu; Mā kashchit duḥkha bhāgbhavet; Oṁ Shāntiḥ, Shāntiḥ, Shāntiḥ
May all be prosperous and happy. May all be free from illness. May all see what is spiritually uplifting. May no one suffer. Om peace, peace, peace
Link: http://www.booksindonesia.com
Link: http://www.oneearthcollege.com/
Reblogged this on Ni Made Adnyani and commented:
be aware…
LikeLike