Renungan Diri: Kelahiran dan Kematian telah Terjadi Ribuan Kali tetapi Kesadaran Murni Tak Terpengaruh

buku tantra yoga

Cover Buku Tantra Yoga

Let us Learn Together, Study Together, Nurture Eachother, Fill Eachother, and Work Together with Great Enthusiasm, Great Spirit.

The darkness of a thousand aeons is powerless to dim the crystal clarity of the sun’s heart; and likewise, aeom of samsara have no power to veil the clear light of the mind’s essence. Mahamudra 6 dikutip dari buku (Krishna, Anand. (2001). Tantra Yoga. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama).

 

“The darkness of a thousand aeons is powerless to dim the crystal clarity of the sun’s heart;”

Kegelapan ribuan abad pun tidak mampu mengurangi cahaya rnurni matahari.

 

Matahari tidak terpengaruh oleh kegelapan. Kegelapan seperti apa pun tidak mempengaruhinya. Kegelapan selama berabad-abad, selama berjaman-jaman, selama sekian banyak masa kehidupan, tidak mampu mengurangi cahayanya. Matahari tidak mengenal kegelapan.

 

“And likewise, aeom of samsara have no power to veil the clear light of the mind’s essence.”

Samsara berarti pengulangan. Pengulangan kelahiran dan kematian. Seperti anak yang tidak naik kelas. Kita pun sedang berjalan di tempat. Mengulangi pelajaran yang sama.

Walau demikian, samsara ini, pengulangan yang tak berkesudahan ini pun tidak mampu menutupi cahaya jernih yang berasal dari kesadaran murni — dari inti mind.

Kesadaran murni tidak terpengaruh oleh kelahiran dan kematian yang tak berkesudahan. Kelahiran dan kematian bagaikan awan berlalu. Sekarang ada, sebentar lagi tak ada.

Awan muncul dan lenyap pada permukaan. Kelahiran dan kematian sungguh dangkal, superficial. Di balik itu, ada yang tak terpengaruh. Ada yang tak pernah lahir dan tak ikut mati. Ruang kosong di mana kejadian-kejadian itu terjadi, tak terpengaruh sama sekali.

Untuk gampangnya, saya memisahkan “yang lahir dan yang mati” dari ”yang tak lahir dan tak pernah mati”. Yang pertama saya sebut ego, mind, kesadaran rendah. Yang kedua saya sebut Kesadaran murni. Yang satu “aku” dengan “a” kecil. Yang lain “Aku” dengan “A” besar.

Walau, perpisahan itu pun dangkal. Karena, bila tidak ada langit, awan pun tak akan ada.

Adanya awan hanya menjadi saksi bagi keberadaan langit. Terjadinya kelahiran dan kematian hanya menjadi saksi bagi Ada-Nya Yang Tak Pernah Lahir dan Tak Pernah Mati. Kelahiran clan kematian itu sendiri terjadi di mana?

Kadang saya berpikir, bila “langit kesadaran murni” tak pernah lahir dan tak pernah mati, lalu bila yang lahir dan rnati hanyalah “awan kesadaran rendah”, apakah kelahiran dan kematian seperti itu “sungguh” terjadi? Apakah muncul dan lenyapnya awan bisa disebut kelahiran dan kematian?

Apakah kelahiran dan kematian itu ada? Makin dipikir, makin bingung. Seorang novelis Sindhi, Ram Punjwani memilih judul aneh untuk salah satu novelnya. “Aahe Na Aahe” — Ada Tak Ada. Novel itu bagus — spiritualitas dibingkis dan disajikan dalam kemasan novel. Saya kira belum ada yang menerjemahkannya ke dalam bahasa asing. Dan sampai akhir cerita pun, Sang Novelis tidak bisa menyimpulkan: ”Apakah ADA atau TAK ADA — Aahe atau Na Aahe?”

Seorang theis mengatakan ”Ada”. Agama, kepercayaan dan keyakinan anda mengatakan “Ada”. Seorang atheis mengatakan “Tak Ada”. Dua kubu ini tidak pernah bertemu. Hanya seorang sufi seperti Ram Punjwani yang bisa mempertemukan kedua kubu tersebut. “Aahe Na Aahe — Dia Ada dan Tak Ada. Pada saat yang sama, bersamaan — Ada dan Tak Ada.

Sekarang tergantung anda, tergantung saya, tergantung kita — mau melihat apa? Melihat awan yang tampak ada, padahal tidak ada. Atau mau melihat langit yang tertutup oleh awan dan tampak tak ada — padahal ada.

Ada yang mengatakan, “Ada”.

Ada yang mengatakan, “Tak Ada”.

Ada lagi yang mengatakan, “Ada Tak Ada”.

Mungkin pernyataan ketiga lebih tepat: Ada Tak Ada. Pilihan ada di tangan anda, mau melihat apa, sisi mana. Sisi “Ada” atau sisi “Tak Ada”. Atau melihat seutuhnya, bahwa “Yang Ada sesungguhnya Tak Ada. Dan Yang Tak Ada sesungguhnya Ada.” Aahe Na Aahe…….

Kembali pada Tilopa:

Dia rnengatakan, pengulangan yang tak berkesudahan ini, samsara ini pun tidak mampu menutupi cahaya jernih yang berasal dari kesadaran murni — dari inti mind.

Bukan dari mind, tetapi dari inti mind— Mind’s pure essence. Bisakah anda memisahkan mind dari intinya? Bisakah ada memisahkan bunga mawar dari keharumannya? Di atas kertas ya, kita bisa memisahkan kesadaran rendah dari kesadaran tinggi. Kesadaran hewani dari kesadaran Ilahi. Hanya di atas kertas. Pada hakikatnya tidak bisa.

Tuhan meliputi segala sesuatu. Bukan saja makhluk hidup, tetapi juga bebatuan, pepohonan, lautan dan pegunungan. Segala sesuatu diliputi Dia. Kita semua berada di dalam-Nya. Bila seekor semut pun bisa berada di luar Tuhan, dia akan menjadi tandingan bagi Tuhan. Dia akan berdiri bersama Tuhan. Walau dia kerdil dan Tuhan tampak jangkung, tetapi perbedaannya ya itu saja.

Tilopa mengatakan:

Tinggi-Pendek, Lahir-Mati — tak satu pun mempengaruhi Inti Kesadaran, Inti Mind, Kesadaran Murni.

Kesadaran Murni melampaui segala dualitas. Disebut Tuhan pun tidak tepat, karena bersama Tuhan, akan muncul pula sosok Hantu. Kesadaran Murni juga tidak bisa disebut milik anda atau milik saya, karena itu pun menciptakan dualitas. Saya dan anda ibarat awan. Saat ini ada, sesaat lagi tak ada. Langit Kesadaran Murni selalu ada.

Tilopa sedang menyanyi. Dia sedang menari. Dan lewat nyanyiannya, lewat tariannya, dia ingin menyampaikan kepada Naropa: “Ketahuilah bahwa awan kelahiran dan kematian berlalu sudah. Lihat, Naropa, lihatlah ‘langit batin’ di dalam diri. Bersih, jernih, tak tercemari oleh pengalaman-pengalamanmu selama ini. Memang terjadi kelahiran dan kematian. Dan bukan sekali dua kali, tetapi ribuan kali. And yet, yang bersih tetap bersih. Lihat, Naropa – lihatlah ……..”

Dikutip dari buku (Krishna, Anand. (2001). Tantra Yoga. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama)

May all be prosperous and happy. May all be free from illness. May all see what is spiritually uplifting. May no one suffer. Om peace, peace, peace

Link: http://www.booksindonesia.com

Link: http://www.oneearthcollege.com/

 

Banner utk di web

oec3Elearning-Banner-2 (1)

Leave a comment