Cover Buku Dvipantara Dharma Sastra
Dikutip hanya terjemahan bahasa Indonesia, dari buku (Krishna, Anand. (2015). Dvipantara Dharma Sastra, Jakarta: Centre for Vedic and Dharmic Studies). Terjemahan dalam bahasa Inggris dan Sanskerta tidak dikutip.
Sara Samuccaya ayat 453:
Awalnya adalah raga atau ketertarikan yang membangkitkan kama, nafsu atau keinginan,
Dari kama timbul iccha, kehendak yang kuat untuk memiliki.
Dan, dari iccha timbul trsna atau kerinduan yang amat sangat, jika tidak mendapatkan
apa yang diinginkan atau terulangnya suatu pengalaman yang didambakan.
Sara Samuccaya ayat 454:
Trsna atau kerinduan untuk sesuatu sungguh adalah yang paling jahat.
Terbawa olehnya, seseorang menjadi tidak tenang dan gelisah setiap saat.
Ia dapat mendorong seseorang untuk melanggar nilai-nilai kebajikan, atau dharma.
Demikian, trsna dapat menyebabkan bencana.
Sara Samuccaya ayat 455:
Sebagaimana seekor kambing bisa dituntun ke mana saja
dengan cara diiming-imingi segenggam atau beberapa helai rumput
yang sekadar diperlihatkannya saja — demikian pula diriku dipermainkan oleh trsna.
Diiming-imingi kebahagiaan, yang temyata hanyalah
kenikmatan indra yang bersifat sesaat saja — aku dibuatnya pusing tujuh keliling.
Pengertiannya, keinginan sekuat apa pun yang berasal dari nafsu atau trsna
hanyalah menghasilkan kenikmatan indra yang bersifat sesaat, dan tidak pemah memuaskan.
Trsna tidak pernah menghasilkan kebahagiaan sejati dan kepuasan batin.
Kita tertipu olehnya, dalam arti kata lahir-mati lahir-mati berulang-ulang — itu saja.
Sara Samuccaya ayat 456:
Usia tua menggusur usia muda; kesehatan tertaklukkan oleh penyakit;
kematian mengakhiri kehidupan seseorang,
namun trsna tampak tak tertaklukkan oleh siapapun juga
(sebab itu, berhati-hatilah terhadap trsna atau kerinduan yang muncul dari nafsu).
Sara Samuccaya ayat 457:
Dengan bertambahnya usia, rambut seseorang ikut beruban dan rontok; demikian
dengan giginya, melemah — tidak kuat untuk mengunyah — bahkan rontok juga
Tetapi tidaklah demikian dengan trsna atau nafsu untuk tetap bertahan hidup, dan
menimbun harta tidak pernah melemah, tidak pernah surut dengan bertambahnya usia
Sara Samuccaya ayat 458:
Tiada sesuatu pun di tiga alam, yang dapat memuaskan trsna —
kerinduan kuat penuh nafsu untuk meraih sesuatu.
Seseorang yang merindukan sesuatu dengan penuh nafsu seperti itu persis seperti laut,
tidak pernah merasa cukup, dalam pengertian tidak pernah puas,
walaupun banyak sungai, banyak kali yang telah menyatu, bergabung dengannya.
Sara Samuccaya ayat 459:
Sebagaimana tanduk seekor sapi ikut bertumbuh bersama badannya —
demikian pula kerinduan penuh nafsu seseorang makin bertambah
dengan terpenuhinya keinginan-keinginan sebelumnya.
Sara Samuccaya ayat 460:
Trsna, kerinduan penuh nafsu adalah seperti perempuan
yang sudah hilang rasa malunya, yang sudah tidak peduli terhadap kesusilaan.
Ia dapat memengaruhi seorang pria untuk berbuat apa saja.
Sebaliknya, kesahajaan atau rasa malu ibarat seorang Ibu.
Ia melindungi dan mencegah seseorang dari perbuatan jahat yang melanggar kesusilaan
Sara Samuccaya ayat 461:
Ketika trsna terlampaui, teratasi — maka selesailah segala persoalan.
Tiada lagi jurang yang memisahkan antara si miskin dan si kaya.
Pengertiannya ialah, nafsu, keinginan untuk memiliki segalanya,
adalah yang membuat seorang kaya makin kaya dan seorang miskin makin miskin.
Trsna memengaruhi dan mengacaukan perputaran roda ekonomi.
Sloka ini menganjurkan pemerataan secara sukarela, berlandaskan kesadaran
untuk meninggalkan kerinduan penuh nafsu, keinginan yang berlebihan.
Sara Samuccaya ayat 462:
Bagi mereka yang berpikiran picik dan hanya mementingkan diri saja,
sungguh sulit melepaskan nafsu keinginan atau trsna.
Kerinduan penuh nafsu dalam diri mereka yang bersifat jahat seperti itu
justru kian bertumbuh dengan bertambahnya usia mereka.
Sara Samuccaya ayat 463:
Segala kenikrnatan indra di dunia, dan segala kenyamanan surgawi —
sekalipun digabung semua — tidak mencapai seperenambelas dari kepuasan
dan kebahagiaan yang dirasakan oleh seorang yang bebas dari trsna, dari nafsu.
Dikutip dari buku (Krishna, Anand. (2015). Dvipantara Dharma Sastra, Jakarta: Centre for Vedic and Dharmic Studies).
Link: http://www.booksindonesia.com
Link: http://www.oneearthcollege.com/
One thought on “Renungan Diri: Usia Muda, Kesehatan Bahkan Kehidupan Takluk Pada Kematian, Hanya Trsna, Nafsu Tak Pernah Takluk”